Saturday, January 9, 2016

ANALISIS STUDI KELAYAKAN TEMPAT BERDIRINYA INSTALASI FARMASI DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN USU

Tugas Mata Kuliah Farmasi Rumah Sakit 2015-2016

BAB I
PENDAHULUAN

Strategic Business Planning bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujua perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan beserta semua dinamiknya dalam menghadapi pesaing. Dengan demikian, seseorang yang sudah lama terlibat ataupun baru memasuki sudah lama terlibat ataupun baru memasuki dunia bisnis pasti memerlukan perencanaan bisnis yang akurat untuk memusatkan perhatian pada posisi di bisnis tersebut, mengetahui arah perusahaan akan pergi, cara mencapainya, serta tindakan yang perlu dilakukan agar memaksimalkan kekuatan dan berhasil merebut peluang yang ada. Oleh karena itu, perencanaan bisnis yang baik merupakan alat yang sangat berguna untuk menjalankan bisnis secara efektif dan efisien (Rangkuti, 2009)
Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang merupakan jejaringan institusi pendidikan kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi kedokteran. Pelayanan RS pendidikan bebeda dengan RS non-pendidikan dalam hal :
1.      Penjamin mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedoteran bebasis bukti.
2.      Penerapan metode penatalaksanaan terapi terbaru
3.      Teknologi kedokteran yang bertepat guna
4.      Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama
5.      Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik
6.      Tersedianya konsultasi dari staf medis pendidikan selama 24 jam
Terdapat penilaian terhadap standar dan parameter yang harus dipenuhi sebuah rumah sakit untuk ditetapkan RS pendidikan. Untuk akreditasi dan reakreditasi, penetapan parameter penilaian akreditasi pendidikan dokter dilakukan oleh organisasi kedokteran. Menteri Kesehatan dapat menetapkan , membatalkan, mencabut, atau menunda pemberian Surat Keputusan Rumah Sakit Pendidikan tergantung dari hasil akreditasi tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut maka Instalasi Farmasi Rumah Sakit secara umum dapat diartikan sebagai suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/ sediaan farmasi.
BAB II
PEMBAHASAN

Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu bagian / unit / divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri (Siregar dan Amalia, 2004)
Berdasarkan definisi tersebut maka Instalasi Farmasi Rumah Sakit secara umum dapat diartikan sebagai suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/ sediaan farmasi ; dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita saat tinggal dan rawat jalan; pengendalian mutu dan pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar dan Amalia, 2004)
Didalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien (patient oriented). Hal tersebut juga terdapat dalam keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, disebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu (Anonim, 2006).
Tugas utama Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit, baik untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan mau pun untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit (Siregar dan Amalia, 2004).
Berkaitan dengan pengelolaan tersebut, Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus menyediakan obat untuk terapi yang optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tinggi dan yang paling bermanfaat dengan biaya minimal. Jadi Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang bertugas dan bertanggungjawab sepenuhnya pada pengelolaan semua aspek yang berkaitan dengan obat/perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit tersebut. Instalasi Farmasi Rumah Sakit bertanggungjawab mengembangkan suatu pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan berbagai bagian atau unit diagnosis dan terapi, unit pelayanan keperawatan, staf medic, dan rumah sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik (Siregar dan Amalia, 2004).
Berdasarkan tingkatannya, RS Pendidikan dibagi menjadi RS Pendidikan Utama, Aafiiasi, dan Satelit. Berikut adalah kriteria umum yang harus dipenuhi ketiga klisifikasi RS Pendidikan.
1.      Terdapat visi, misi, dan tuuan Rumah Sakit secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
2.      Terdapatdokumen perjanjian kerja sama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik.
3.      Kesepakatan tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran.
4.      Pelayanan di rumah sakit telah terakreditasi.
5.      Rumah sakit telah memiliki SK Penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan
6.      Memiliki 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan). RS Pendidikan Utama memiliki 11 pelayanan spesialis lainnya, sedangkan RS Pendidikan satelit memiliki 4 pelayanan spesialis lainnya.
Untuk menetapkan suatu Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit Pendidikan diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Secara permohonan dari pemilik/pimpinan RS untuk penetapan rumahsakitnya sebagai RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan RI c.q. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
2.      Izin Operasional/Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit yang masih berlaku.
3.      Surat penetapan Kelas RS (dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI).
4.      Surat Pernyataan Kesediaan Pemilik Rumah Sakit (sanggup menyediakan anggaran, sarana dan prasana pendukung dalam rangka pemanfaatan rumah sakitnya sebagai RS Pendidikan)
5.      Naskah Perjanjian Kerja sama antara Fakultas Kedokteran dengan Rumah Sakit.
6.      Surat Rekomendasi (dari Dinas Kesehatan Provinsi).
7.      Profil RumahSakit 3 tahun terakhir.
8.      Isian Borang Penilaian Penetapan Rumah Sakit Pendidikan (sesuai denga kriteraia/ kedudukan RS Pendidikan (sesuai dengan kriteria/kedudukan RS Pendidikan tersebut terhadap Fakultas Kedokterannya).
Analisis SWOT adalah langkah awal dari suatu perencanaan strategi pengembangan. Dimulai dengan identifikasi masalah, tujuan organisasi sampai pada menimbang kekuatan dan kelemahan sendiri serta peluang dan ancaman dari luar dan juga melakukan beberapa langkah penting yang menunjang pemasaran atau pengembangan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dengan faktor internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) (Pearce and Robinson 1996 ; Wahyudi 1996).
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu : 
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. 
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode analisa kualitatif dan analisisnya menggunakan analisis SWOT. Rangkuti (2001), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan strengths dan opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan weaknesses dan threatsStrengthweaknessopportunity dan threat merupakan faktor-faktor strategis perusahaan yang perlu dianalisis dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut pula analisis situasi dengan model analisis SWOT. Cara melakukan analisis SWOT adalah melakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, setelah faktor-faktor teridentifikasi maka dilakukan pembobotan serta ranking. Bobot dikalikan rating setiap faktor mendapatkan skor untuk faktor-faktor tersebut. Bobot dihitung, 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting). Jumlah bobot untuk opportunity dan threat adalah 1.00, demikian pula jumlah bobot strength dan weaknes juga satu. Rating opportunity mulai dari angka 1 (dibawah rata-rata), 2 ratarata, 3 (diatas rata-rata) dan 4 (sangat baik), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Nilai rating opportunity dan threat selalu bertolak belakang, misalnya apabila faktor threat nya lebih besar, diberi nilai 4. Begitu pula pemberian nilai untuk strength dan weaknes. Dalam analisis SWOT, berdasarkan score yang didapat apakah ada opportunity (nilai positif) atau threat (negatif), dan apakah faktor strength mengungguli (+) weakness (-) maka didapat 4 kwadran rekomendasi. Adapun gambar diagram Cartesius kuadran analisis SWOT.

Menetapkan bobot berdasarkan kontribusi atas pengaruh strength atau weakness tersebut terhadap pencapaian tujuan dan misi atau visi perusahaan. Semakin besar bobotnya, berarti semakin tinggi konstribusi/pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan dan misi atau visi Warnet Global Internet. Menetapkan ranting dengan membandingkan posisi setiap faktor dengan pesaing utama, untuk faktor yang sama misalnya, bila faktor strenght lebih baik dari usaha pesaing, maka rantingnya bisa 4 (sangat baik).
Pembahasan Hasil Analisis SWOT
Sebagaimana penulis kemukakan pada bab sebelumnya, bahwa dalam pembahasan hasil penelitian dan sesuai tujuan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan teori SWOT analisis yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Pada bagian ini Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor strategis internal dalam kerangka Strength dan Weaknessserta faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka Opportunity dan Threat. Serta untuk menentukan alternatif strategi dan penentuan pilihan strategi pengembangan usaha bisnis jasa Warnet Global Internet.

Analisis Faktor Internal dan Eksternal Menggunakan IFAS dan EFAS
Tahap-tahap dalam menyusun tabel Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) dengan menentukan faktor-faktor yang menjadi Strength serta Weakness Global Internet, selanjutnya memberikan bobot masing-masing faktor dari skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangaat penting) dimana semua bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi skor total 1,00. Menghitung ranting untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 (dibawah rata-rata) sampai dengan 4 (sangat baik). Nilai ranting Strength dan Weakness selalu bertolak belakang, begitu juga dengan Opportunity dan Threat.

Rumah Sakit USU terletak di depan pintu III. Rumah Sakit USU yang terletak di jalan dr. Mansyur tepatnya di depan pintu III, dilihat dari luar sudah mulai dikunjungi masyarakat, walaupun selama ini hanya didominasi oleh mahasiswa USU sendiri.
            Rumah Sakit USU letaknya strategis karena terletak di tengah kota selain itu juga merupakan jalan lintas yang sangat ramai karena berada di kawasa kampus USU. Akan tetapi terdapat sedikit kendala jika terjadi hujan deras dapat menyebabkan kemacetan menuju Rumah Sakit USU karena jalan raya mengalami banjir menuju akses ke Rumah Sakit USU.
Menurut kami, tata letak Rumah Sakit USU sudah memenuhi standar dimana telah disediakannya tempat parkir yang cukup luas dan teratur. Pasien juga diharapkan akan merasa nyaman dengan tersedianya sedikit taman yang berada di sekitar halaman rumah sakit USU.
Rumah Sakit USU merupakan Rumah Sakit Pendidikan sehingga jika ditinjau dari sisi SDM di RS USU secara kuantitas memiliki banyak SDM karena setiap instalasi atau bagian yang ada di rumah sakit memiliki banyak peminat dari lulusan USU, secara kualitas kepala atau penanggung jawab instalasi atau bagia di setiap rumah sakit diketahui sampai saat ini dipimpin oleh dosen-dosen dari USU yang dianggap sudah layak dan berkompeten. Masyarakat yang berkunjung masih beberapa sebab belum resminya rumah sakit USU menurut undang-undang, serta belum tersedia secara lengkap alat-alat penunjang untuk rumah sakit secara standar.



STRENGTH
BOBOT
NILAI
SKOR
Instalasi Farmasi Rumah Sakit USU memiliki struktur organisasi
0,1
3
0,3
Rumah Sakit USU memiliki potensi SDM karena lulusan USU menjadi peminat utama di Rumah Sakit USU
0,2
4
0,8
Instalasi Rumah Sakit USU memiliki SOP yang lengkap
0,2
4
0,8
Rumah Sakit USU berada di bawah kuasa Universitas Sumatera Utara
0,05
2
0,1
TOTAL


2

Weakness
BOBOT
NILAI
SKOR
Lokasi Rumah Sakit di wilayah yang tidak bebas banjir
0,2
3
0,6
Jalan Dr. Mansyur menjadi daerah yang padat saat jam-jam sibuk, sehingga tidak efektif jika ada keadaan gawat darurat
0,2
3
0,6
Fasilitas Instalasi yang belum lengkap
0,3
3
0,9
Kondisi keamanan Rumah Sakit USU yang minim
0,1
2
0,2
Perlengkapan farmasi yang tidak sempurna
0,1
3
0,3
Operasional Rumah Sakit USU yang belum jelas
0,2
3
0,6
TOTAL


3,2
           
OPPORTUNITY
BOBOT
NILAI
SKOR
Memiliki jaringan kerjasama di pengadaan perbekalan farmasi
0,2
4
0,8
Peluang pasar yang dekat dengan pemukiman dan pusat aktivitas bisnis
0,1
3
0,3
TOTAL


1,1

TREATH
BOBOT
NILAI
SKOR
Intervensi media terhadap pencitraan Rumah Sakit USU
0,3
3
0,9
Munculnya apotek dan toko obat baru di sekitar wilayah Rumah Sakit USU
0,2
3
0,6
TOTAL


1,5






II.  Stabilitas

Weakness ( - 3,2 )
Opportunity ( 1,1 )

I.    Growth




III.      Defence

Threat ( -1,5 )
  ( 2 ) Strength

IV.   Difersifikasi



Dari hasil analisa, Strength memilki poin 2, Opportunity 1,1. Weakness -3,2, dan Threat (-1,5). Maka, di dapatkan bahwa, weakness memilki nilaiskor tertinggi. Dengan nilai keseluruhan mengarah kepada defence yang berarti lebih memperbaiki internal.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kelayakan lokasi instalasi farmasi di RSU Pendidikan USU adalah layak dengan peningkatan faktor-faktor internal dan juga upaya-upaya pemanfaatan jaringan kefarmasian.


Saran
Sebaiknya, untuk analisa selanjutnya menggunakan data yang lebih valid dan sumber yang lebih banyak. Implementasi dari perencanaan sebaiknya dilaksanakan karena apabila tidak dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, maka hasil yang diinginkan sulit untuk didapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, 1, 5, 14-17, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Cleland, I., David. 1978. Strategic Planning and Policy. Van Nostrand Reinhold, New York.
Siregar, Ch. J.P., dan Amalia, L., 2004, Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan, 25 – 49, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Prawirokusumo, Soeharto. 2000. Manajemen Strategik. Andi, Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment