Sunday, June 19, 2016

VAKSIN CAMPAK


VAKSIN CAMPAK
Oleh Gita Perdana
(19 Juni 2016)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Pada tahun 2005 terdapat 345.000 kematian di dunia akibat penyakit campak dan sekitar 311.000 kematian terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun. Pada tahun 2006 terdapat 242.000 kematian karena campak atau 27- kematian terjadi setiap jamnya  (WHO, 2007). Kematian campak yang meliputi seluruh dunia pada tahun 2007 adalah 197.000 dengan interval 141.000 hingga 267.000 kematian dimana 177.000 kematian terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun.  Lebih dari 95% kematian campak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dengan infrastruktur kesehatan lemah (WHO, 2008).
Di Dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang yang menderita campak. Pada tahun 2002 dilaporkan kematian campak di dunia sebanyak 77.000 dan 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN serta 15% dari kematian campak tersebut dari Indonesia. Tahun 2005 diperkirakan 345.000 kematian di seluruh Dunia, yang terbanyak terjadi pada anak-anak (Depkes, dalam Hartati, 2008). 
Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan  pencegahan kejadian luar biasa (KLB). Tingkat penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga sering menimbulkan KLB. Jumlah kasus campak menurun pada semua golongan umur di Indonesia terutama anak-anak di bawah lima tahun pada tahun 1999 s/d 2001, namun setelah itu insidence rate tetap, dengan kejadian pada kelompok umur   < 1 tahun dan 1-4 tahun selalu tinggi daripada kelompok umur lainnya. Pada umumnya- KLB yang terjadi di beberapa provinsi menunjukkan kasus tertinggi selalu pada golongan umur 1-4 tahun (Depkes, 2006). 
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2009, jumlah kasus campak di Sumatera Utara tertinggi di antara kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) lainnya. Data jumlah kasus dan angka kesakitan PD3I tahun 2008 menunjukkan penyakit difteri (0 kasus), pertusis (86 kasus), tetanus (2 kasus), tetanus neonatorum (5 kasus), campak (2.917 kasus), polio (12 kasus) dan Hepatitis B (64 kasus).
Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program pencegahan dan pemberantasan penyakit, yang salah satu sasarannya untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) atau imunisasi bagi semua anak pada tahun 2010 sampai di tingkat desa. Artinya pada tahun 2010, minimal 80% bayi di semua desa harus memperoleh imunisasi dasar.(Depkes, 2009).
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Campak yang dewasa ini  yang dianggap paling efektif adalah dengan cara imuniasasi, dengan tujuan  menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit Campak.  Pemberian vaksin Campak dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit Campak.Program imunisasi Campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982, kemudian pada tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau Univesal Child Imunization (UCI) secara nasional.

1.2              Rumusan Masalah
a.       Apa itu campak?
b.      Bagaimana mekanisme campak menyerang tubuh?
c.       Bagaimana cara pembuatan vaksin campak?
d.      Bagaimana proses reaksi vaksin campak terhadap tubuh?
e.       Apa saja produk di pasaran?




1.3              Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui informasi tentang campak.
b.      Untuk mengetahui tentang vaksin campak.
c.       Untuk mengetahui cara pembuatan vaksin campak.

1.4              Manfaat Penulisan
a.       Mampu sebagai sumber informasi tentang campak.
b.      Menjadi sumber informasi tentang vaksin campak.
c.       Sebagai informasi cara pembuatan vaksin campak dan produk yang tersedia di pasaran.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Uraian Campak
            Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang
sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek,konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik”s spot), diikuti oleh erupsi makulopapular yang menyeluruh. Bahaya penyulit penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom subakutpanensifilitis (SSPE) pada anak > 10 tahun dan dan munculnya gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia (Ranuh, dkk 2002).

2.2       Mekanisme Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus Campak yang termasuk golongan paramyxovirus. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan begaris tengah 140 mm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein,
didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan sruktur heliks nukleoprotein yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, sa tu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.


Gambar Virus Campak

Virus Campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan yang kuat, apabila berada diluar tubuh manusia virus Campak akan mati. Pada temperatur kamar virus Campak kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama    3 – 5 hari. Tanpa media protein virus Campak hanya dapat hidup selama 2 minggu dan hancur oleh sinar ultraviolet. Virus Campak termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile karena selubungnya terdiri dari lemak, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% ether selama10 menit, dan 50% aseton dalam 30 menit.13
Virus Campak ditularkan dari orang ke orang, manusia merupakan satu-satunya reservoir penyakit Campak . Virus Campak berada disekret nasoparing dan di dalam darah minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat setelah timbulnya ruam. Penularan terjadi melalui udara, kontak langsung dengan sekresi hidung atau tenggorokan dan jarang terjadi oleh kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi dengan sekresi hidung dan tenggorokan.16
Penularan dapat terjadi antara 1 – 2 hari sebelumnya timbulnya gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Penularan virus Campak sangat efektif sehingga dengan virus yang sedikit sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang.

2.3       Proses Pembuatan Vaksin Campak
Menurut Wibowo, vaksin campak termasuk vaksin yang dilemahkan, adapun proses pelemahan virus sebagai berikut :
Virus virulen dapat dibuat menjadi kurang virulen (attenuated) dengan cara menumbuhkan virus tersebut pada sel inang yang berbeda dari sel inang normal atau dengan cara mengembang-biakkan virus tersebut pada suhu non
fisiologis. Mutan yang mampu berkembang biak lebih baik dibanding virus tipe liar (wild type) pada kondisi selektif tersebut akan meningkat selama replikasi virus. Jika mutan tersebut diisolasi, dimurnikan, dan diuji patogenisitas pada model yang tepat, beberapa tipe mutan dapat memiliki sifat patogen yang lebih rendah dibandingkan induknya.
Mutant tersebut merupakan kandidat yang baik sebagai vaksin karena mereka tidak lagi berkembang dengan baik pada inang alaminya tetapi memiliki kemampuan bereplikasi yang cukup tinggi sehingga dapat menstimulasi respons imun, tetapi tidak menimbulkan penyakit.

Gambar Alur Pelemahan Virus

2.4       Proses Reaksi Vaksin
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian imunisasi campak ini diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini mempunyai efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam memengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.

 2.5       Contoh Produk Di Pasaran

Vaksin Campak Kering Diproduksi dari Biofarma (Produk Di Pasaran)
KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL) vaksin yang sudah dilarutkan mengandung:
Zat aktif:
• Virus Campak strain CAM 70 tidak kurang dari 1.000 CCID50*
* CCID50 = Cell Culture Infective Dose 50
Zat tambahan:
• Kanamisin sulfat tidak lebih dari 100 mcg
• Eritromisin tidak lebih dari 30 mcg
Pelarut mengandung :
• Air untuk injeksi
INDIKASI
Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap penyakit campak.
CARA KERJA OBAT
Merangsang tubuh membentuk antibodi untuk memberi perlindungan
terhadap infeksi penyakit campak.
POSOLOGI
Vaksin dilarutkan dengan pelarut vak- sin campak kering produksi
PT Bio Farma sebanyak 5 mL pada setiap vial
10 dosis dan 10 mL pada setiap vial 20 dosis.
Imunisasi campak terdiri dari satu dosis tunggal 0,5 mL disuntikan



BAB III
KESIMPULAN

            Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek,konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik”s spot), diikuti oleh erupsi makulopapular yang menyeluruh. Penyakit Campak disebabkan oleh virus Campak yang termasuk golongan paramyxovirus. Virus Campak ditularkan dari orang ke orang, manusia merupakan satu-satunya reservoir penyakit Campak . Virus Campak berada disekret nasoparing dan di dalam darah minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat setelah timbulnya ruam. Virus virulen dapat dibuat menjadi kurang virulen (attenuated) dengan cara menumbuhkan virus tersebut pada sel inang yang berbeda dari sel inang normal atau dengan cara mengembang-biakkan virus tersebut pada suhu non fisiologis.



DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2009. Imunisasi Campak. Jakarta: Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan http://www.depkes.go.id/index.php/component/search/imunisasi %2Bcampak.html?searchphrase=all&start=20 [Accessed 14 Maret 2010]

WHO. 2008. Measles. http://www.who.int.

Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta.

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika, Surabaya.

Hapsari, E.D. 2004. Kontribusi Penting Menyelamatkan Persalinan Sehat dan Buku KIA. http://www.io.ppi-jepang.org. Diakses 20 Mei 2016.

Rampengan. 2008. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Soegianto, Soegeng. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

WHO. 2007. Manual For The Diagnosis Of Measles and Rubella Virus Infection. http://www.who.int/immunization_monitoring. Diakses 20 Mei 2016.


Wahab, Samik. 2002. Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Widya Mediak, Jakarta.

No comments:

Post a Comment