Tuesday, June 21, 2016

24 HOURS IN BALI


Setelah kami mengikuti rangkaian acara di Universitas Jember, kami awalnya hanya bercanda-canda untuk berencana melanjutkan perjalanan ke Bali. Sampai pada siang hari itu, kami berbicara serius untuk mempertimbangkan dan mematangkan keberangkatan ke Bali. Sore itu kami mengumpulkan seluruh info terkait transportasi ke Bali. Kemudian setelah Maghrib, kami bergerak dari Terminal Jember menuju Denpasar. Kami berangkat menggunakan bus ekonomi. Dimulai perjalanan dari terminal Tawang Alun pukul 20.30 wib.
Perjalanan terus dilalui. Udara dingin malam Jawa Timur terus berhembus, ditambah lagi daerah yang kami lewati adalah daerah dataran tinggi. Beberapa jam kemudian, kami tiba di Banyuwangi dan masuk ke Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk. Kami mulai menyeberang menggunakan kapal feri pukul 00.30 wib. Ketika bus telah parkir di dalam kapal feri, aku bersama teman-temanku turun dari bis dan bergerak menuju ruang khusus yang disediakan oleh kapal untuk para penumpang. Aku dan teman-teman kelaparan saat tiba di ruang tersebut. Untunglah Ari membawa bekal yang telah disiapkan ketika masih di Jember. Lalu kami makan sebentar, setelah makan kami berkeliling kapal sembari menikmati udara laut pada malam yang dingin dari atas kapal. Tak tahan dengan dinginnya udara, aku masuk ke dalam ruang penumpang dan istirahat sampai kapal bersandar di Pelabuhan Gilimanuk.
Setelah tiba di Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 02.00 wib, kami disuruh kembali masuk ke dalam bus yang kami tumpangi. Saat bus telah keluar dari kapal Feri, kami harus melewati portal keamanan di Pelabuhan Gilimanuk. Penumpang-penumpang disuruh turun untuk melakukan pemerikasaan identitas oleh pihak keamanan pelabuhan. Setelah pemeriksaan selesai, kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Terminal Ubung. Selama diperjalan aku hanya terjaga sementara, selanjutnya aku tertidur sampai tiba di Terminal Ubung. Pukul 06.00 wib, kami tiba di terminal Ubung. Lalu kami turun dan berjalan menuju area tunggu penumpang untuk menunggu sahabat kami yang sudah kami hubungi di awal untuk menemani kami selama di Bali. Beliau adalah Mbak Elisa. Beliau adalah mahasiswi Universitas Udayana Jurusan Sosiologi. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kebaikan pribadi seorang mbak Elisa. Saat kami tiba di Terminal, kami diajak untuk istirahat beberapa saat di tempat yang memang sudah beliau sediakan. Sampai di paviliun tersebut, kami langsung istirahat dan membersihkan diri serta bersiap-siap untuk memulai “Journey Bali”.
Awalnya kami berbincang-bincang terkait tempat-tempat yang bisa dikunjungi di Bali. Lalu Mbak Elisa menceritakan bahwa untuk menelusuri semua tempat dengan puas butuh waktu satu minggu sementara kami hanya memilki waktu 24 jam di Bali. Mbak Elisa sangat terkejut karena mengetahui kami hanya memiliki waktu yang terbatas. Tanpa buang waktu, kami diajak untuk memulai perjalan menuju Pantai Pandawa. Kami menggunakan sepeda motor menuju Pantai Pandawa. Kami bergerak melewati Tol Nusa Dua-Benoa. Lalu kami singgah ke Puja Mandala.
Vihara

Areal Parkir dan Menara Pura

Gerbang Pura


Puja Mandala adalah komplek bangunan yang berisi Rumah ibadah. Namun, yang menarik adalah ada 5 rumah ibadah yang ada di komplek ini dan setiap rumah ibadah mewakili agama yang ada di Indonesia. Ada mesjid , pura, gereja katolik, protestan, dan vihara. Pengunjung yang hadir juga beragam dan semoga komplek rumah ibadah ini sebagai simbol perdamaian ditengah kemajemukan masyarakat di Indonesia.
Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pandawa. Beberapa saat kemudian, kami tiba di Pantai Pandawa. Awalnya aku sangat ingin mandi di pantai pandawa. Namun, karena hari sangat terik dan panas, aku mengurung niatku untuk merasakan air laut di pantai pandawa. Kami mulai menjelajah pantai. Menurut Mbak Elisa, Pantai Pandawa belakangan ini mulai dilirik banyak wisatawan karena keindahan yang dimilikinya dan ombak yang keren karena beberapa tahun sebelumnya, pantai pandawa ini sepi dan hanya masyarakat lokal saja yang tahu. Sekarang, tidak hanya wisatawan lokal yang mejeng disini, wisatawan mancanegara juga sudah banyak. Kami berkeliling pantai, ku lihat ombak kejar-kejaran, semilir angin pantai dan cuaca yang sangat cerah. Kemudian kami rehat sejenak di suatu sisi pantai di bawah pondokan. 

Pandawa Pic 1

Pandawa Pic 2

Pandawa Pic 3

Pandawa Beach

Foto Bareng
Ari (kiri) Arung (kanan) Penulis (tengah)
Setelah puas menikmati Pantai Pandawa, kemudian kami bergerak menuju Kampus Udayana. Kami sholat dzuhur sebentar dekat kampus udayana dan kemudian masuk ke dalam areal kampus. Kami berhenti di depan Biro Rektor Udayana, kemudian kami berkeliling dan kemudian bergerak kembali untuk mencari makan siang. Kami diajak oleh Mbak Elisa untuk mencicipi Ayam Betutu. Kami penasaran, lalu kami singgah di salah satu warung makan dan makan ayam betutu. Kemudia kami menyantap ayam betutu di temani sambal mata khas Bali. 
Kata Mutiara di Universitas Udayana

Gedung Rektorat Udayana

Ged.Rektorat Udayana Pic 2
Setelah selesai makan siang, kami bergegas menuju pantai Kuta. Kami melanjutkan perjalanan menyusuri kota dan akhirnya kami sampai di Panta Kuta. Awalnya, aku melihat-lihat bagaimana kondisi airnya, setelah melihat kondisinya aku langsung menceburkan diri ke air laut. Terasa sejuk ditemani semilir angin sore di Pantai kuta. Setelah puas berenang di Pantai, aku membersihkan badan dan bersiap-siap menikmati sunset di pinggir pantai. Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan. Sungguh Maha Kuasa Dia yang telah menciptakan dunia beserta isinya. Nikmat yang tak dapat ditulis walau batang-batang pohon sebagai pena dan seluruh air laut menjadi tintanya.
Kuta Beach Pic 1

Kuta Beach Pic 2

Kuta Beach Pic 3

Sunset Kuta Beach


Setelah hari mulai gelap, kami melanjutkan perjalan untuk mencari makan malam. Kami di ajak ke Mi Level di denpasar. Aku pesan yang paling pedas karena aku suka pedas, awalnya aku merasa biasa saja menyantap mi tersebut, namun beberapa detik kemudian efek pedasnya mulai membara. Pedas banget...., sangat menarik malam itu, apalagi ditambah dengan sate lilit yang unik. Setelah kami selesai makan malam, kami kembali ke paviliun dan istirahat. Esoknya kami pamit untuk pulang kepada Mbak Elisa. Kami sangat berterima kasih sudah ditemani seharian, kami juga mohon maaf apabila kami nakal dan ada tingkah yang kurang berkenan. Lalu kami berangkat menuju Bandara Juanda untuk terbang ke Medan. 
Foto Bareng Mbak Elisa (paling kanan)

Foto Bareng
[]

Sunday, June 19, 2016

VAKSIN CAMPAK


VAKSIN CAMPAK
Oleh Gita Perdana
(19 Juni 2016)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Pada tahun 2005 terdapat 345.000 kematian di dunia akibat penyakit campak dan sekitar 311.000 kematian terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun. Pada tahun 2006 terdapat 242.000 kematian karena campak atau 27- kematian terjadi setiap jamnya  (WHO, 2007). Kematian campak yang meliputi seluruh dunia pada tahun 2007 adalah 197.000 dengan interval 141.000 hingga 267.000 kematian dimana 177.000 kematian terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun.  Lebih dari 95% kematian campak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dengan infrastruktur kesehatan lemah (WHO, 2008).
Di Dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang yang menderita campak. Pada tahun 2002 dilaporkan kematian campak di dunia sebanyak 77.000 dan 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN serta 15% dari kematian campak tersebut dari Indonesia. Tahun 2005 diperkirakan 345.000 kematian di seluruh Dunia, yang terbanyak terjadi pada anak-anak (Depkes, dalam Hartati, 2008). 
Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan  pencegahan kejadian luar biasa (KLB). Tingkat penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga sering menimbulkan KLB. Jumlah kasus campak menurun pada semua golongan umur di Indonesia terutama anak-anak di bawah lima tahun pada tahun 1999 s/d 2001, namun setelah itu insidence rate tetap, dengan kejadian pada kelompok umur   < 1 tahun dan 1-4 tahun selalu tinggi daripada kelompok umur lainnya. Pada umumnya- KLB yang terjadi di beberapa provinsi menunjukkan kasus tertinggi selalu pada golongan umur 1-4 tahun (Depkes, 2006). 
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2009, jumlah kasus campak di Sumatera Utara tertinggi di antara kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) lainnya. Data jumlah kasus dan angka kesakitan PD3I tahun 2008 menunjukkan penyakit difteri (0 kasus), pertusis (86 kasus), tetanus (2 kasus), tetanus neonatorum (5 kasus), campak (2.917 kasus), polio (12 kasus) dan Hepatitis B (64 kasus).
Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program pencegahan dan pemberantasan penyakit, yang salah satu sasarannya untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) atau imunisasi bagi semua anak pada tahun 2010 sampai di tingkat desa. Artinya pada tahun 2010, minimal 80% bayi di semua desa harus memperoleh imunisasi dasar.(Depkes, 2009).
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Campak yang dewasa ini  yang dianggap paling efektif adalah dengan cara imuniasasi, dengan tujuan  menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit Campak.  Pemberian vaksin Campak dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit Campak.Program imunisasi Campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982, kemudian pada tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau Univesal Child Imunization (UCI) secara nasional.

1.2              Rumusan Masalah
a.       Apa itu campak?
b.      Bagaimana mekanisme campak menyerang tubuh?
c.       Bagaimana cara pembuatan vaksin campak?
d.      Bagaimana proses reaksi vaksin campak terhadap tubuh?
e.       Apa saja produk di pasaran?




1.3              Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui informasi tentang campak.
b.      Untuk mengetahui tentang vaksin campak.
c.       Untuk mengetahui cara pembuatan vaksin campak.

1.4              Manfaat Penulisan
a.       Mampu sebagai sumber informasi tentang campak.
b.      Menjadi sumber informasi tentang vaksin campak.
c.       Sebagai informasi cara pembuatan vaksin campak dan produk yang tersedia di pasaran.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Uraian Campak
            Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang
sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek,konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik”s spot), diikuti oleh erupsi makulopapular yang menyeluruh. Bahaya penyulit penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom subakutpanensifilitis (SSPE) pada anak > 10 tahun dan dan munculnya gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia (Ranuh, dkk 2002).

2.2       Mekanisme Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus Campak yang termasuk golongan paramyxovirus. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan begaris tengah 140 mm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein,
didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan sruktur heliks nukleoprotein yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, sa tu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.


Gambar Virus Campak

Virus Campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan yang kuat, apabila berada diluar tubuh manusia virus Campak akan mati. Pada temperatur kamar virus Campak kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama    3 – 5 hari. Tanpa media protein virus Campak hanya dapat hidup selama 2 minggu dan hancur oleh sinar ultraviolet. Virus Campak termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile karena selubungnya terdiri dari lemak, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% ether selama10 menit, dan 50% aseton dalam 30 menit.13
Virus Campak ditularkan dari orang ke orang, manusia merupakan satu-satunya reservoir penyakit Campak . Virus Campak berada disekret nasoparing dan di dalam darah minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat setelah timbulnya ruam. Penularan terjadi melalui udara, kontak langsung dengan sekresi hidung atau tenggorokan dan jarang terjadi oleh kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi dengan sekresi hidung dan tenggorokan.16
Penularan dapat terjadi antara 1 – 2 hari sebelumnya timbulnya gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Penularan virus Campak sangat efektif sehingga dengan virus yang sedikit sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang.

2.3       Proses Pembuatan Vaksin Campak
Menurut Wibowo, vaksin campak termasuk vaksin yang dilemahkan, adapun proses pelemahan virus sebagai berikut :
Virus virulen dapat dibuat menjadi kurang virulen (attenuated) dengan cara menumbuhkan virus tersebut pada sel inang yang berbeda dari sel inang normal atau dengan cara mengembang-biakkan virus tersebut pada suhu non
fisiologis. Mutan yang mampu berkembang biak lebih baik dibanding virus tipe liar (wild type) pada kondisi selektif tersebut akan meningkat selama replikasi virus. Jika mutan tersebut diisolasi, dimurnikan, dan diuji patogenisitas pada model yang tepat, beberapa tipe mutan dapat memiliki sifat patogen yang lebih rendah dibandingkan induknya.
Mutant tersebut merupakan kandidat yang baik sebagai vaksin karena mereka tidak lagi berkembang dengan baik pada inang alaminya tetapi memiliki kemampuan bereplikasi yang cukup tinggi sehingga dapat menstimulasi respons imun, tetapi tidak menimbulkan penyakit.

Gambar Alur Pelemahan Virus

2.4       Proses Reaksi Vaksin
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian imunisasi campak ini diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini mempunyai efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam memengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.

 2.5       Contoh Produk Di Pasaran

Vaksin Campak Kering Diproduksi dari Biofarma (Produk Di Pasaran)
KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL) vaksin yang sudah dilarutkan mengandung:
Zat aktif:
• Virus Campak strain CAM 70 tidak kurang dari 1.000 CCID50*
* CCID50 = Cell Culture Infective Dose 50
Zat tambahan:
• Kanamisin sulfat tidak lebih dari 100 mcg
• Eritromisin tidak lebih dari 30 mcg
Pelarut mengandung :
• Air untuk injeksi
INDIKASI
Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap penyakit campak.
CARA KERJA OBAT
Merangsang tubuh membentuk antibodi untuk memberi perlindungan
terhadap infeksi penyakit campak.
POSOLOGI
Vaksin dilarutkan dengan pelarut vak- sin campak kering produksi
PT Bio Farma sebanyak 5 mL pada setiap vial
10 dosis dan 10 mL pada setiap vial 20 dosis.
Imunisasi campak terdiri dari satu dosis tunggal 0,5 mL disuntikan



BAB III
KESIMPULAN

            Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek,konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik”s spot), diikuti oleh erupsi makulopapular yang menyeluruh. Penyakit Campak disebabkan oleh virus Campak yang termasuk golongan paramyxovirus. Virus Campak ditularkan dari orang ke orang, manusia merupakan satu-satunya reservoir penyakit Campak . Virus Campak berada disekret nasoparing dan di dalam darah minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat setelah timbulnya ruam. Virus virulen dapat dibuat menjadi kurang virulen (attenuated) dengan cara menumbuhkan virus tersebut pada sel inang yang berbeda dari sel inang normal atau dengan cara mengembang-biakkan virus tersebut pada suhu non fisiologis.



DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2009. Imunisasi Campak. Jakarta: Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan http://www.depkes.go.id/index.php/component/search/imunisasi %2Bcampak.html?searchphrase=all&start=20 [Accessed 14 Maret 2010]

WHO. 2008. Measles. http://www.who.int.

Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta.

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika, Surabaya.

Hapsari, E.D. 2004. Kontribusi Penting Menyelamatkan Persalinan Sehat dan Buku KIA. http://www.io.ppi-jepang.org. Diakses 20 Mei 2016.

Rampengan. 2008. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Soegianto, Soegeng. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

WHO. 2007. Manual For The Diagnosis Of Measles and Rubella Virus Infection. http://www.who.int/immunization_monitoring. Diakses 20 Mei 2016.


Wahab, Samik. 2002. Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Widya Mediak, Jakarta.